Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menapaki Jejak Ibadah dan Sejarah di Bulan Dzulqa’dah


Sumber Ilustrasi Gambar dari Pinterest

JENDELA PELAJAR - Bulan Dzulqa’dah adalah satu dari empat bulan haram dalam Islam yang memiliki keistimewaan dan kemuliaan tersendiri. Bersama Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, Dzulqa’dah disebut sebagai al-asyhur al-hurum—bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh, menjaga lisan, serta menghindari segala bentuk kemaksiatan karena nilai pahala dan dosa dilipatgandakan.

Dzulqa’dah juga memiliki keutamaan sebagai bagian dari musim haji. Allah SWT telah menetapkan Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah sebagai waktu-waktu pelaksanaan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang agung.

1. Bulan Pertama dari Bulan-Bulan Haram
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan.” (QS At-Taubah: 36)

Ayat ini menegaskan bahwa di antara dua belas bulan dalam setahun, terdapat empat bulan yang memiliki kedudukan khusus. Dzulqa’dah menjadi pembuka dari rangkaian bulan-bulan suci ini.

2. Termasuk Bulan Pelaksanaan Haji
Bersama Syawal dan sebagian Dzulhijjah, Dzulqa’dah merupakan bagian dari waktu-waktu pelaksanaan ibadah haji. Allah SWT berfirman: “Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi.” (QS Al-Baqarah: 197)

Ini menunjukkan bahwa Dzulqa’dah adalah bulan yang mempersiapkan umat Islam menuju puncak ibadah haji, sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna.

3. Rasulullah SAW Berumrah di Bulan Dzulqa’dah
Menariknya, semua umrah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, kecuali satu, dilaksanakan pada bulan Dzulqa’dah. Dalam sebuah hadits riwayat Imam al-Bukhari disebutkan: “Rasulullah SAW berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama hajinya.”

Ini menjadi tanda bahwa bulan Dzulqa’dah memiliki keistimewaan khusus dalam pelaksanaan ibadah umrah.

4. Peristiwa Musa AS di Bukit Sinai
Dalam QS al-A’raf: 142, Allah SWT menyebutkan tentang janji-Nya kepada Nabi Musa AS selama tiga puluh malam, yang dipahami oleh banyak mufasir sebagai malam-malam di bulan Dzulqa’dah. Janji itu disempurnakan dengan sepuluh malam lagi (sepuluh hari pertama Dzulhijjah), genap menjadi empat puluh malam.

Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Dzulqa’dah
Selain keutamaannya, Dzulqa’dah juga mencatat sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam, di antaranya:

1. Perang Bani Quraizhah – Terjadi pada tahun ke-5 Hijriah, peristiwa ini menjadi salah satu bentuk pertahanan umat Islam terhadap pengkhianatan kaum Yahudi di Madinah.

2. Rasulullah SAW Berangkat untuk Haji Wada’ – Pada 6 Dzulqa’dah tahun ke-10 Hijriah, Rasulullah memulai perjalanan agungnya dari Madinah menuju Makkah untuk melaksanakan haji perpisahan.

3. Perang Badr Sughra – Terjadi pada tahun ke-3 Hijriah, sebagai lanjutan dari peristiwa Badr Kubra, menunjukkan kesigapan umat Islam menjaga keamanan Madinah.

4. Wafatnya Imam al-Baqillani – Pada 7 Dzulqa’dah 403 H, wafatlah seorang ulama besar, Imam Abu Bakr al-Baqillani, pejuang Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) yang tangguh dalam melawan penyimpangan akidah kala itu.

Bulan Dzulqa’dah adalah saat yang tepat untuk bermuhasabah—menghitung dan mengevaluasi diri. Dengan berbagai keutamaannya, Dzulqa’dah bukan sekadar bulan dalam kalender Islam, tapi sebuah momen suci yang memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki kualitas ibadah, memperkuat iman, dan memetik pelajaran dari sejarah.

Mari jadikan Dzulqa’dah sebagai bulan peningkatan diri. Lebih banyak membaca Al-Qur’an, memperbaiki shalat, berbuat baik kepada sesama, serta menjauhi hal-hal yang sia-sia. Sebab, siapa tahu, amal kecil yang dilakukan di bulan suci ini akan menjadi pengantar kita menuju rahmat dan ridha Allah SWT.