Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Angkat Isu Etika dan Problematika Pendidikan, PC IPNU Demak Gelar Kopi Berjuta Season 11


Sayung
, jendelapelajar.or.id
Pimpinan Cabang (PC) IPNU Demak kembali menggelar forum diskusi rutin bertajuk Kopi Berjuta yang kini memasuki season ke-11. Berlangsung pada Kamis, 24 Juli 2025. Gelaran kali ini, Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Kecamatan Sayung bertindak sebagai tuan rumah, dengan menempatkan kegiatan di lingkungan Pimpinan Komisariat MA Fathul Huda, Sayung.

Mengangkat tema yang tengah ramai diperbincangkan publik, yakni kasus guru yang menampar murid hingga dikenai denda sebesar 25 juta rupiah, forum ini menyedot perhatian banyak pihak, terutama kalangan pelajar yang menjadi segmentasi utama IPNU dan IPPNU.

Kami mengangkat tema ini sebagai bentuk perhatian kami terhadap peristiwa yang sedang terjadi di dunia pendidikan,” jelas Ainun Naim, Ketua PC IPNU Demak.

Tema ini dinilai sangat relevan, tidak hanya karena berkaitan langsung dengan pelajar, tetapi juga menyentuh problematika mendalam dalam relasi guru dan murid, terutama dalam konteks etika dan hukum.

Dalam pemaparannya, narasumber utama Kopi Berjuta, M. Abdur Rochman, S.H., memandang peristiwa ini dari sudut yang dilematis. Menurutnya, hukum memang harus berpihak pada perlindungan anak, namun di sisi lain, perlu ada kesadaran kolektif tentang pentingnya etika dan adab dalam dunia pendidikan.

Agak dilematis jika kita harus memilih siapa yang benar. Di satu sisi ada hak anak yang menjadi payung keamanan bagi murid, namun disisi lain kita dipertontonkan terhadap peristiwa kurang beretika, dimana guru yang mendidiknya bertahun-tahun, dibalas dengan denda sedemikian banyak,” jelasnya.

Padahal dalam dawuh Sayyidina Ali disebutkan, aku adalah budak bagi orang yang mengajariku walau satu huruf. Peristiwa ini seolah menjadi antitesis dari kutipan mulia tersebut.”

Sementara itu, Direktur Kopi Berjuta, Eki Kurnia Rahman menambahkan bahwa sebagai pelajar berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah, kader IPNU IPPNU semestinya menjunjung tinggi tradisi penghormatan kepada guru, sebagaimana yang diajarkan di lingkungan pesantren.

Kita sebagai kader IPNU IPPNU, haluan kita adalah jelas, Aswaja An Nahdliyah yang mempunyai kaitan erat dengan kepesantrenan. Dalam tradisi pesantren, ustadz atau guru menempati posisi yang sangat dihormati dan dimuliakan. sehingga rasanya sangat tidak layak pengetahuan yang telah para guru berikan, kita balas dengan perbuatan yang nir-adab.” ujar Eki.

Kegiatan yang berlangsung hangat ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. Dalam sesi diskusi, para peserta turut mengangkat isu-isu lain yang tak kalah penting, termasuk fenomena feodalisme dalam pesantren yang juga menimbulkan pro dan kontra.

Kontributor: Eki Kurnia Rahman
Editor: M. Syamsul Ma'arif
Photo: Dok. PC IPNU Demak