Nur Azizah, Waka JSP PAC IPPNU Bonang, Sabet Juara 3 Nasional Karate Championship Bayangkara Eager
Semarang, Jendela Pelajar
Langkah kaki yang mantap, napas yang teratur, dan sorotan mata yang tajam menghiasi penampilan Nur Azizah di atas matras. Mahasiswi UIN Walisongo Semarang sekaligus Wakil Ketua Bidang Jaringan Sekolah dan Pesantren PAC IPPNU Bonang ini berhasil mengukir prestasi gemilang dalam ajang Nasional Karate Championship Bayangkara Eager, dengan menyabet Juara 3 dalam Kelas Pertandingan Kata Perorangan Senior Putri.
Ajang bergengsi yang diselenggarakan di GOR Jatidiri Semarang pada tanggal 2 Mei 2025 itu mempertemukan atlet-atlet karate terbaik dari berbagai perguruan tinggi dan daerah di seluruh Indonesia. Di tengah persaingan yang ketat dan atmosfir kompetisi yang intens, Azizah tampil luar biasa, memukau para juri dengan teknik, kecepatan, dan kekuatan gerakannya yang presisi.
Bagi Azizah, perjalanan ini bukan sesuatu yang terjadi dalam semalam. Ketertarikannya pada dunia beladiri dimulai sejak awal ia memasuki bangku kuliah. “Awalnya karena memang hobi,” tutur Azizah saat diwawancarai Tim Jendela Pelajar. “Tapi semakin dijalani, saya sadar bahwa beladiri bukan hanya tentang gerakan atau tanding. Ini soal pembentukan karakter dan kekuatan mental, terutama sebagai seorang perempuan.”
Dalam proses panjang yang ia jalani, Azizah menemukan bahwa latihan beladiri memberikan manfaat yang lebih dari sekadar fisik. Ia menjadi pribadi yang lebih percaya diri, lebih tangguh dalam menghadapi tekanan, dan lebih disiplin dalam menjalani rutinitas hidup. “Saya merasa lebih aman dalam berbagai situasi, dan yang paling penting, saya merasa lebih berdaya,” ungkapnya.
Prestasi Azizah bukan hanya membanggakan dirinya pribadi atau kontingen UIN Walisongo, tetapi juga menjadi bukti bahwa perempuan punya tempat yang layak dan kuat di dunia olahraga, khususnya beladiri. Ia menegaskan bahwa beladiri bukan ruang eksklusif bagi laki-laki, melainkan ruang yang juga layak diisi oleh perempuan dengan semangat juang dan tekad kuat.
“Saya ingin menyampaikan pesan kepada para perempuan di luar sana, terutama yang mungkin masih ragu atau takut mencoba beladiri, jangan ragu. Ini bukan sekadar olahraga, tapi juga cara untuk mengenal dan menguatkan diri,” tegas Azizah. Ia percaya bahwa setiap perempuan memiliki kekuatan luar biasa yang bisa tumbuh melalui latihan dan ketekunan.
Azizah juga mengaku sangat bersyukur karena selama ini ia dikelilingi oleh lingkungan dan komunitas yang saling mendukung, baik dari kalangan kampus maupun organisasi. “Saya merasa tidak sendiri. Ada banyak perempuan hebat yang juga berjuang di jalannya masing-masing. Dan ini memotivasi saya untuk terus melangkah.”
Momen ketika namanya disebut sebagai Juara 3 nasional menjadi momen haru sekaligus membanggakan. Azizah tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. “Rasanya luar biasa. Semua latihan keras, keringat, dan pengorbanan waktu benar-benar terbayar. Tapi lebih dari itu, ini adalah pembuktian bagi diri saya sendiri bahwa saya mampu.”
Bagi Azizah, kemenangan ini bukan hanya miliknya seorang. Ia berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi perempuan lain, baik di dunia beladiri maupun bidang apa pun, untuk tidak takut mencoba dan berani melangkah maju. “Kemenangan ini saya persembahkan untuk semua perempuan yang sedang berjuang. Jangan takut, karena kita mampu. Terus semangat, tetap rendah hati, dan nikmati setiap prosesnya.”
Lebih jauh, Azizah menyebutkan bahwa beladiri telah membentuk dirinya menjadi sosok yang lebih kuat tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental dan spiritual. “Saat latihan, saya belajar mengendalikan emosi, belajar fokus, dan belajar menghargai proses. Dan semua itu sangat berdampak dalam kehidupan sehari-hari.”
Ia juga melihat bahwa beladiri sangat relevan dengan semangat kaderisasi IPNU-IPPNU, yakni membentuk pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara mental dan berakhlak mulia. “Saya berharap, pengalaman saya ini bisa menjadi inspirasi bahwa dunia organisasi dan prestasi bisa berjalan beriringan. Dan beladiri menjadi salah satu sarana untuk membentuk karakter pelajar yang mandiri dan berdaya.”
Dengan pencapaiannya di ajang nasional ini, Nur Azizah telah membuktikan bahwa perempuan, organisasi, dan prestasi dapat saling menguatkan. Ia adalah contoh nyata bahwa kesungguhan, tekad, dan keberanian bisa mengantarkan seseorang untuk menaklukkan tantangan dan meraih impian. (Msm/Red)