Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apitan Candirsari, Ribuan Warga Berebut Gunungan dan Nasi Kepungan


Candisari
, jendelapelajar.or.id
Suasana meriah dan penuh khidmat menyelimuti Desa Wisata Candisari ketika seluruh warga bergotong royong melaksanakan tradisi Apitan, sebuah ritual sedekah bumi untuk bersyukur atas hasil panen yang melimpah ruah, Selasa (27/5).

Tradisi turun temurun yang telah berusia ratusan tahun ini diawali dengan kirab gunungan hasil bumi yang spektakuler.

Warga berbondong-bondong mengikuti iring-iringan sambil menyaksikan atraksi Barongan dan Kuda Kepang yang memukau mata.

Gunungan berisi aneka hasil bumi seperti padi, jagung, singkong, dan berbagai sayuran menjadi simbol kemakmuran yang diberikan Sang Pencipta.

Setelah kirab berakhir, seluruh peserta berkumpul untuk doa bersama yang dipimpin pemuka agama setempat.

Momen hening ini menjadi puncak rasa syukur warga Candisari atas berkah hasil panen yang berlimpah. Namun, yang paling dinanti adalah prosesi memperebutkan hasil bumi dan nasi kepungan yang berlangsung dengan penuh semangat dan kekeluargaan.

Keunikan tradisi Apitan semakin terasa ketika dilanjutkan dengan prosesi "gebyur dawet" yang dipimpin Kepala Dusun Karangboyo, Rifai. Tradisi menyiram dawet ini dipercaya membawa berkah dan kesuburan bagi tanah pertanian warga.

Puncak acara ditutup dengan prosesi serah terima wayang dari Kepala Dusun kepada Dalang Harmanto Sento Wijoyo untuk pertunjukan wayang kulit dengan lakon "Boyong Dewi Sri" yang sarat makna spiritual.

Kepala Dinas Pariwisata Demak, Endah Cahya Rini, mengungkapkan kekagumannya terhadap komitmen warga Candisari dalam melestarikan warisan budaya.

"Kami sangat terkesan dan mengapresiasi warga Candisari yang masih berkomitmen menjaga tradisi warisan leluhur Demak. Komitmen melestarikan budaya kearifan lokal ini diharapkan menjadi upaya bersama untuk mengenalkan tradisi kepada generasi muda," ujarnya.

Endah menambahkan, event tradisi tahunan yang dilangsungkan pada bulan Apit di berbagai desa di Demak memiliki potensi besar untuk menggerakkan roda perekonomian warga melalui sektor pariwisata.

"Tradisi seperti ini bisa menjadi daya tarik wisata budaya yang unik dan autentik," pungkasnya.